Kamis, 26 Oktober 2017

Perempuan yang Sedang dalam Pelukan (Keraguan)



Kau menulis sebuah cerita sedih dan membagikannya ke lini masa dengan harap orang-orang ikut merayakan apa yang sedang kau rayakan. Tapi ada yang tidak pernah kau tahu atau mungkin luput. Setelah cerita tersebut kau lempar kepada orang-orang, maka akan banyak kemungkinan yang terjadi atau tidak sesuai dengan apa yang kau inginkan: merayakan kesedihan atau keresahan atau keraguanmu.

Kemungkinan akan selalu beranak-pinak dan kau luput. Kau menulis cerita sedih dan mungkin saja pembaca menafsirkannya sebagai sebuah kisah yang layak ditertawakan karena berbagai hal. Salah satunya adalah kepuasannya terhadap perasaan yang sedang kau alami, misalnya. Dan kau akan semakin bersedih jika saja mengetahuinya. Berharap orang-orang berduka dan memberikanmu kalimat semangat namun yang terjadi adalah sebaliknya.

Bahwa sebagian dari pembaca justru tertawa terbahak-bahak. Bahwa sebagian dari pembaca justru menganggap itu adalah lelucon yang ditunggu-tunggu. Bahwa itu ternyata memang benar-benar terjadi dan kau luput dan menyesal.

Kadang lini masa memang menjadi ruang bagi orang-orang untuk mengekspresikan perasaannya dan membiarkan semua orang mengetahuinya. Tapi tidak semua hal mesti dibagikan dan membuat orang-orang tahu apa yang sedang kau lakukan. Kecuali hal baik. Dan bahwa sebetulnya kesedihan tidak pernah layak untuk dirayakan.

Baiklah, Pablo, kau harus mengatakannya padanya. Bahwa tidak ada pilihan lain selain tinggalkan: “Kekasihku, kau hanya harus memilih meninggalkan perilaku burukmu atau meninggalkanku yang selalu membuatmu ragu dan bersedih?”

Perempuan yang Sedang dalam Pelukan (Keraguan)

Kau menulis sebuah cerita sedih dan membagikannya ke lini masa dengan harap orang-orang ikut merayakan apa yang sedang kau rayakan. Tapi ...