Kamis, 02 Maret 2017

Aku Benci Dokter!




Hal yang paling kutakutkan dalam hidup adalah pergi ke rumah sakit dan bertemu dengan suster dan dokter yang sedang bekerja di sana. Mereka, bagiku adalah pemberi kabar buruk dan itu menyebalkan. Kadang, kabar dari mereka tidak sedikit membuat orang-orang menjadi putus asa untuk melanjutkan hidup dan menangis dan bersedih. Mereka sungguh tidak manusiawi. Aku tidak pernah menginginkan hal itu terjadi pada keluarga dan diriku sendiri. Kacau. Kabar yang datang dari mereka sungguh kacau!

Apa yang bisa kulakukan selain membuat tubuh semakin kecil karena terlalu sering begadang. Aku tidak tahu. Pola tidurku memang tidak baik. Aku menyadari hal itu. Sering kali aku menghabiskan malam dengan berbagai macam kegiatan. Dari baik ke buruk. Lagi pula, aku tidak pernah menganggap merokok dan minum beberapa cangkir kopi di malam hari adalah hal yang buruk. Sama sekali tidak selama dengan dua hal itu aku bisa melakukan hal-hal yang kuinginkan dan membuatku bahagia.

Aku bekerja saat lewat tengah malam: aku membaca. Lalu menulis. Lalu membaca. Lalu menulis. Lalu membaca lagi. Lalu menulis lagi. Apakah dua kegiatan itu merupakan hal yang buruk dan tidak baik? Dokter sepertinya menganggap Malaikat dan Tuhan tidur saat malam hari sehingga kegiatan apapun yang dilakukan di jam-jam malam dianggap tidak baik.

Aku tidak akan pernah membiarkan adik dan saudara-saudaraku menjadi seorang dokter. Tidak akan pernah. Bahkan untuk bisa mengobati orang sakit, mereka tidak perlu menjadi seorang dokter. Sebab menjadi orang biasa saja masih bisa untuk mengobati rasa sakit yang diderita orang-orang. Yang paling penting dalam hidup ini adalah bagaimana cara membuat orang tidak bersedih. Itu saja. Selebihnya adalah sesuatu yang tidak perlu kamu tahu.

Mereka gila. Sangat gila! Dokter itu egois. Mereka hanya mementingkan kebahagiaan mereka sendiri. Sedangkan sebagian kebahagiaan orang lain dirusak mereka dengan berbagai kabar yang buruk. Mereka mencampuri tubuh kita dengan obat-obat kimia. Mereka menghancurkan pertahanan tubuh kita dengan cara yang seolah-olah baik padahal tidak sama sekali. Aku membenci mereka. Aku sangat membenci mereka!

Kehadiran mereka sama seperti sedang meragukan kualitasku dalam merawat diri. Mereka pikir aku orang yang bodoh. Aku lebih tahu siapa diriku dan apa yang kubutuhkan daripada kalian. Kehadiran dokter, justru bagiku hanya menambah penderitaan seseorang. Aku tidak mau bertemu mereka. Tidak akan pernah. Aku tahu makanan-makanan bergizi. Dari sekolah dasar seorang guru juga telah memberikan pengetahuan akan hal semacam itu. Kalian tidak perlu banyak bicara. Atau kalian tidak pernah merasakan menjadi siswa sekolah dasar dan belajar 4 sehat 5 sempurna? Dasar tolol!

Sampai sejauh ini, aku katakan kalau aku baik-baik saja. Tidak seperti dengan pikiranmu yang selalu buruk atas kesehatan orang lain. Kalian bahkan tidak lebih baik dari seorang yang tidak makan selama berhari-hari dan tidur di rumah yang hanya beratap langit. Mereka justru terlihat lebih waras daripada kalian. Setidaknya, kesehatan raga mereka tetap bisa terjaga.

Aku harap kalian tidak menganggap diri kalian Tuhan sehingga bisa memberikan penilaian panjang-pendek umur seseorang. Sebab itu gegabah. Sangat gegabah. Kalian tidak bisa menentukan hidup seseorang. Kalian sama sepertiku. Hanya seorang hamba yang seharusnya berpikir baik kepada orang lain dan bukan sebaliknya.

Aku membenci rumah sakit. Aku membenci dokter. Aku membenci segala sesuatu yang bisa membuat orang menangis dan bersedih atas hidup yang penuh dengan nikmat. Aku benci dengan ruang-ruang yang penuh dengan mayat di rumah sakit. Itu membuktikan bahwa mereka telah menyiapkan segalanya, bahkan untuk orang yang meninggal. Seolah mereka yakin, dari 10 orang yang datang mendaftar ke rumah sakit, 5 sampai 7 adalah penghuni ruang gelap dan menakutkan itu. Mereka jahat!

Lihatlah, aku akan baik-baik saja untuk waktu yang sangat lama. Mungkin selama-lamanya! Meski aku tahu, aku membenci diriku sendiri.

Aku benci pada diriku sendiri. Aku benci pada diriku sendiri. Aku benci pada diriku sendiri.
Aku benci pada diriku sendiri karena tidak bisa menjaga kesehatan tubuhku dengan baik. Aku benci dengan kebiasaanku yang selalu bangun malam dan tidur pagi. Aku benci kenapa Tuhan menciptakanku dengan karunia yang berbeda dari kebiasaan orang lain dalam hal manajemen waktu. Aku tidak bisa bergaul lama dengan manusia. Karena aku bangun di saat semua orang tidur dan aku tidur di saat semua orang bangun.

Aku sendirian. Aku kesepian. Aku tidak punya teman selain cahaya cahaya bintang yang kadang ada kadang tidak karena tertutup awan dan hujan. Aku tidak punya teman selain lagu-lagu yang sering kuputar. Aku tidak punya teman selain barang sebatang-duabatang rokok. Aku tidak punya teman selain kopi dalam gelas yang beranjak menjadi dingin. 

Aku sendirian. Aku kesepian.
Maukah kau menemaniku barang sebentar?

1 komentar:

  1. kalau ra jadi dokter, terus baca tulisan ini, mau pura pura tutup mata aja. pura pura lupa tadi baca apa hhaha. ngeselin yah.. kayanya setiap acung berobat, kamu dapet dokter yang tidak pernah membuat mu bahagia

    BalasHapus

Perempuan yang Sedang dalam Pelukan (Keraguan)

Kau menulis sebuah cerita sedih dan membagikannya ke lini masa dengan harap orang-orang ikut merayakan apa yang sedang kau rayakan. Tapi ...